Skip to main content

New Year, New Life and New Delhi!

Malam ini dingin dan berkabut. Entah berapa derajat di luar sana, saya tidak tahu. Yang saya tahu, siang tadi udara tak sedingin ini. Saya bahkan tidak perlu memakai jaket dan syal lagi seperti ketika pertama kali menginjakkan kaki di Delhi dua pekan silam. Winter di India ternyata tak jauh beda dengan waktu di Iowa dulu. Hanya saja, disini tidak ada salju. Tapi jangan salah, angin dingin yang berhembus dari dataran tinggi pegunungan Himalaya sudah cukup  membuat gigi saya bergemelutuk dan tulang-tulang saya serasa membeku.
Ini memang bukan Winter pertama saya. Sebelumnya,raga tropis  saya pernah digerayangi oleh angin kutub utara yang berhembus di antara padang-padang jagung di Iowa, Amerika Serikat. Persis dua tahun  yang lalu.
Dan winter kedua saya, saya rasakan di sebuah negeri yang selama ini hanya saya lihat dari film-filmnya yang tersohor di tanah air  sana. Sebuah negeri di Asia Selatan, dan bukan di Eropa seperti impian saya. Negeri itu adalah India. 

Tak pernah terpikir sebelumnya bahwa saya akan berkunjung ke belahan bumi yang satu ini. Kalau boleh jujur, tak pernah ada dalam daftar Target saya untuk belajar di negerinya Mahatma Gandhi ini. Saya bukan bermaksud mengunderestimate India. Tidak sama sekali. Namun, mengetahui bahwa India adalah negara berkembang yang sama dengan Indonesia dan memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi, umm, rasanya harus berpikir dua kali untuk memutuskan berkunjung ke negeri ini. Apalagi , baru sebulan lalu, sebuah kasus pemerkosaan yang menghebohkan seantero dunia terjadi di sini, di New Delhi, kota dimana saya akan belajar selama 2 bulan kedepan. Belum lagi, isu keamanan  dan konflik regional antara India dan Pakistan yang tak kunjung padam.  Ah..cukup mendebarkan.

Meski begitu, kualitas pendidikan di India tidak bisa dipandang sebelah mata. Menurut catatan survey, India adalah negara dengan kualitas perdidikan yang cukup baik dan biaya pendidikan disini sangat murah. Sayangnya, tidak banyak yang mengetahu hal itu. Pendidikan di India jauh kalah popular dari pendidikan di negara-negara seperti Amerika, Eropa, Jepang dan Malaysia. Itulah mengapa tidak banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di sini.  Sayapun tidak pernah merencanakannya,hingga suatu hari seorang kawan se-klub saya di Maestro, Khairullah,yang baru saja pulang belajar di India menawarkan  sebuah program beasiswa dari pemerintah India kepada kami. Namanya ITEC, The Indian Technical and Economic Cooperation. ITEC  merupakan beasiswa  fully-funded  yang menyediakan program short-course hingga master dan doctoral. Untuk Short course tersedia berbagai pilihan, mulai dari IT, Ekonomi, Engineering dsb. Jangka waktu studinya ada yang sebulan hingga setahun dan proses pendaftarannya dibuka sepanjang tahun. Untuk lebih jelasnya bisa di buka di www.itec.mea.gov.in (juga bisa dilihat di tulisan saya yang khusus membahas ITEC)                          

Hello, I am from Indonesia.
                                                                                                                                                                                                              
Melihat statusnya yang fully-funded alias biaya penuh serta pilihan kursus yang menarik, maka saya dan beberapa orang temanpun melamar.  Aplikasi saya kirim ke konsulat jenderal India di Bali. Tak berapa lama saya mendapat panggilan untuk wawancara. Wawancara nya sangat singkat, tidak rumit dan bertele-tele. Meski  saya sempat kurang mengerti dengan  beberapa kalimat si interviewer yang  sangat beraksen India.
Suatu petang, tepat di penghujung tahun 2012, saya baru saja hendak menunaikan salat magrib  ketika laptop saya berbunyi. Sebuah notifikasi E-Mail. 1 pesan diterima. Saya buru-buru membukanya.

Email itu berasal dari seseorang bernama AS Takhi yang menyatakan bahwa saya diterima sebagai peserta short-course ITEC CMC Academy selama dua bulan. Saya senang tentu saja. bayangan tentang Taj Mahal yang tersohor itu tergambar di kepala saya.  Yeah, tahun depan daya akan berpetualang ke INDIA!!. Namun euphoria itu tidak bertahan lama. Perasaan  was-was tiba-tiba muncul di benak saya. Akhir-akhir ini, banyak warning travel mengenai kunjungan ke India terutama buat perempuan  setelah kasus pemerkosaan sadis kepada seorang mahasiswi di Delhi mencuat dan menjadi headline di seluruh dunia (Kasus itu di kenal dengan Delhi-Gang Rape). Saya pun bertanya kepada dua orang sahabat saya yang juga mengapply beasiswa ini, apakah mereka sudah mendapat email dari Konsulat India atau belum. Dan jawaban mereka, belum.

Sayapun galau. Ngeri rasanya kalau harus terbang dan tinggal di India sendirian. Namun beberapa hari kemudian, kedua teman saya mengabari kalau mereka juga telah menerima E-mail yang menyatakan bahwa mereka juga lulus.

Dan petualangan kami di India pun dimulai!
Jumping ga jelas di depan India Gate, Monumen Simbol Perjuangan Rakyat India.



 *Parkland Hotel, Room 303, January, 2013, Suatu malam di penghujung musim dingin, New Delhi, India

Comments

  1. Hai... boleh minta email? pengen nanya2 dikit ttg ITEC.. Renc saya mau apply ITEC thn 2014 ini.. :)

    ReplyDelete
  2. boleh...ini email saya riskafitrahsari@ymail.com :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berburu Megalith di Lembah Besoa

Hamparan alam nan hijau tersaji dihadapan kami ketika mobil avanza yang kami tumpangi memasuki Lembah Napu Kabupaten Poso. Rintik-rintik hujan,semilir angin, udara yang sejuk berbalut kabut tipis menyambut kedatangan kami  di tempat itu. Gunung, padang rumput yang membentang, jalanan yang berkelok-kelok menyatu memberi kesan eksotisme khas pedalaman. Setelah melewati perjalanan darat berjam-jam dari Palu, dengan medan tempuh yang lumayan gak asik, kami akhirnya semakin dekat ke tujuan yaitu Desa Doda, Lembah Besoa, Lore, Kab. Poso. *** Gagasan untuk mengunjungi situs megalitik di lembah Besoa, Napu muncul secara spontan di kepalaku. Awalnya tujuan kami bukan Napu melainkan hanya sampai di Danau Tambing, sebuah danau rekreasi di daerah Taman Nasional Lore Lindu sekitar 3 jam dari kota Palu. Sudah beberapa kali kawan-kawan kantor saya mengajak untuk camping di danau itu, namun saya tolak karena beberapa alasan. Hingga suatu hari, ketika saya dan teman-teman sesama anggota Eng

SEPUTAR BEASISWA ITEC INDIA

Berhubung belakangan ini banyak teman-teman yang bertanya segala sesuatu tentang program Beasiswa ITEC,akhirnya setelah 3 tahun berlalu (kelamaan yeee? :D), saya memutuskan untuk menuliskan beberapa informasi (yg saya ketahui dan sy alami ) ttg beasiswa ini. Well..berikut ini adalah beberapa hal ttg ITEC yang perlu diketahui. Apa itu ITEC? ITEC adalah singkatan dari Indian Technical and Economic and Cooperation Programme dan merupakan suatu program beasiswa dan training yang dibiayai secara penuh oleh pemerintah India (fully-funded) dan bisa diikuti oleh kurang lebih 161 negara yg merupakan ITEC Partner Countries dimana Indonesia Termasuk salah satunya. Apa saja program training yang ditawarkan? Program Itec menawarkan beberapa bidang   Seperti ekonomi keuangan dan perbankan,manajemen,teknologi informasi ,komunikasi dan bahasa inggris,teknik,dsb.(untuk lebih jelasnya bisa di lihat di brosur yg bisa diunduh di website ITEC www.itec.mea.gov.in ). Ada beragam program

USS Indianapolis:Men of Courage, Kisah Tragis di Balik Bom Atom Hiroshmia

Film ini diangkat dari kisah nyata yang terjadi di masa perang dunia II. Kala itu situasi dunia tengah memanas. Setelah pengeboman Pearl Harbor di Hawai oleh Jepang, Amerika Serikat berniat untuk melakukan balas dendam. Dendam yang akhirnya berujung menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar di abad ke 21. Berkisah tentang tenggelamnya kapal perang AS,USS Indianapolis yang menyisakan tragedi mengerikan bagi para awaknya. Adalah kapten McVay (diperankan oleh Nicholas Cage) yang mendapat titah dari pemerintah AS untuk menjalankan sebuah misi rahasia ke sebuah pulau terpencil di Samudera Pasifik. McVay diperintahkan untuk memimpin Kapal Induk USS Indianapolis, salah satu kapal perang terbesar saat itu, yang ternyata memuat salah satu elemen penting dalam pembuatan bom atom' Little Boy" yang nantinya akan dijatuhkan di Hiroshima. Meski tak satupun dari mereka yang mengetahui apa yang tengah mereka muat di atas kapal, Kapten Mcvay menerima perintah tersebut. Sebelum b