Skip to main content

Mengintip Sepenggal Surga di Kepulauan Togean #part 2

menumpuk di atas fery

Kapalpun mulai bergerak meninggalkan dermaga. Di antara hiruk pikuk penumpang, saya mencari posisi strategis untuk menikmati view laut yang indah. Karena tempat duduk di dek sudah penuh, maka saya nangkring di atas karung beras milik salah seorang penumpang yang entah kemana rimbanya. Yah, it's okelah, dari pada kaki saya pegal berdiri selama 4 jam. Beberapa teman menghilang di antara para penumpang, pergi mencari bule-bule cakep yang bisa diajak berfoto ( tipikal Indonesian sekali, hehe). Sementara yang lain memilih tidur di bilik.

Saya memilih untuk tetap duduk di atas karung beras, karena tak ingin melewatkan kesempatan menikmati pemandangan alam yang tersaji di hadapan saya. Angin laut bertiup sepoi-sepoi. Langit biru cerah, berwarna senada dengan lautan  yang berkilauan. Semakin jauh kami berkapal, semakin menakjukbkan pemandangan yang nampak. Gugusan pulau-pulau kecil tak berpenghuni berwarna kehijauan, berpadu dengan hamparan pasir putih yang berkilauan. Beberapa turis tak henti-hentinya membidik kan kamera ke berbagai arah, mengabadikan karya Tuhan yang luar biasa itu.
Gugusan Pulau-pulau kecil


Sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan, tiba-tiba ekor mata saya menangkap seorang ibu berusia paruh baya yang dengan santainya membuang botol pulpy orange kosong ke laut. Buset dah ini ibu, gerutu saya dalam hati. Belum hilang kekesalan saya, si ibu kembali membuang tongkol jagung rebusnya. Dengan gusar saya mendekatinya,

"Aduh bu, sampahnya jangan di buang di laut, nanti lautnya kotor" kata saya berusaha untuk tidak terkesan menggurui.

Si ibu dengan cueknya bilang
" Ah nda apa-apa, di bawa ombak juga hilang nanti"

Lalu desye lanjut mengunyah jagung rebus yang ke sekian biji.

"Hilang kemana??ke Hongkong?" Umpat saya dalam hati.
Dengan gusar saya meninggalkan si ibu. Susah juga ngomong sama orang yang pemikirannya masih 'primitif'. Masa buang sampah di laut? sekate laut TPS? Ibu itu nyadar gak sih kalo laut yang baru dia jadiin tempat sampah itu tempat hidup bagi makhluk lain? Coba kalau tempat tinggalnya dijadiin tempat sampah bagi orang lain?pasti kesal.

Saya mendelik ke arah si ibu, doski sih gak nyadar karena lagi asyik makan jagung rebus. 
Tiba-tiba pemandangan yang tadinya indah dan menawan kini berubah menjadi 'mengerikan'. Tumpukan sampah menggenang kira-kira sepanjang satu kilo meter di tengah lautan. Nah ini dia! Karena para penumpang kapal yang lewat kerap membuang sampah sembarangan,jadinya seperti ini. Sampahnya terkumpul menjadi satu, menari-nari mengikuti irama ombak. Dalam hati saya merasa prihatin. Mengapa kesadaran masyarakat kita masih kurang soal menjaga kelestarian lingkungan? tidakkah mereka sadar akan dampak yang dapat diperoleh akibat demikian? Ekosistem di kepulauan Togean yang merupakan salah satu potensi Sulawesi Tengah bisa saja rusak oleh tangan-tangan penduduknya sendiri. Tidak sadarkah mereka bahwa Tuhan telah menitipkan sepenggal surga di tanah mereka? 'Surga' yang membuat turis-turis asing rela menempuh ribuan kilo dan membayar mahal  untuk melihatnya.

Ah,,menyedihkan.

*masih bersambung

Comments

Popular posts from this blog

Berburu Megalith di Lembah Besoa

Hamparan alam nan hijau tersaji dihadapan kami ketika mobil avanza yang kami tumpangi memasuki Lembah Napu Kabupaten Poso. Rintik-rintik hujan,semilir angin, udara yang sejuk berbalut kabut tipis menyambut kedatangan kami  di tempat itu. Gunung, padang rumput yang membentang, jalanan yang berkelok-kelok menyatu memberi kesan eksotisme khas pedalaman. Setelah melewati perjalanan darat berjam-jam dari Palu, dengan medan tempuh yang lumayan gak asik, kami akhirnya semakin dekat ke tujuan yaitu Desa Doda, Lembah Besoa, Lore, Kab. Poso. *** Gagasan untuk mengunjungi situs megalitik di lembah Besoa, Napu muncul secara spontan di kepalaku. Awalnya tujuan kami bukan Napu melainkan hanya sampai di Danau Tambing, sebuah danau rekreasi di daerah Taman Nasional Lore Lindu sekitar 3 jam dari kota Palu. Sudah beberapa kali kawan-kawan kantor saya mengajak untuk camping di danau itu, namun saya tolak karena beberapa alasan. Hingga suatu hari, ketika saya dan teman-teman sesama anggota Eng

SEPUTAR BEASISWA ITEC INDIA

Berhubung belakangan ini banyak teman-teman yang bertanya segala sesuatu tentang program Beasiswa ITEC,akhirnya setelah 3 tahun berlalu (kelamaan yeee? :D), saya memutuskan untuk menuliskan beberapa informasi (yg saya ketahui dan sy alami ) ttg beasiswa ini. Well..berikut ini adalah beberapa hal ttg ITEC yang perlu diketahui. Apa itu ITEC? ITEC adalah singkatan dari Indian Technical and Economic and Cooperation Programme dan merupakan suatu program beasiswa dan training yang dibiayai secara penuh oleh pemerintah India (fully-funded) dan bisa diikuti oleh kurang lebih 161 negara yg merupakan ITEC Partner Countries dimana Indonesia Termasuk salah satunya. Apa saja program training yang ditawarkan? Program Itec menawarkan beberapa bidang   Seperti ekonomi keuangan dan perbankan,manajemen,teknologi informasi ,komunikasi dan bahasa inggris,teknik,dsb.(untuk lebih jelasnya bisa di lihat di brosur yg bisa diunduh di website ITEC www.itec.mea.gov.in ). Ada beragam program

Bersimpuh

Subuh datang mengganti malam.   Aroma nya menghantarkan kedamaian. Dinginnya menusuk-nusuk,  Melenakan mereka yang lupa akan kehadiran Sang Tuhan Dalam pekatnya subuh, aku bersimpuh, luruh,mengadu dalam haru kepada Dia yang maha Tahu Seperti meratap penuh harap , seperti merengek mengiba-iba aku mencoba menepiskan malu, akan semua ulah dan laku Bertanya-tanya seberapa pantaskah si hina ini meminta, 'memaksa' Mengharap b elas kasih untuk setitik asa yg masih terjaga *Suatu subuh yang dingin bersama malaikat dan kokok ayam ketawa diluar sana*