Skip to main content

Judulnya apa bagus?


Jadi ceritanya, Si Jupri, motor tua peninggalan bapak saya ngadat lagi. Sepagian saya sudah harus berkeringat gegara mendorong doski ke bengkel terdekat. Sial benar,pikir saya. Dalam kejadian ini, saya punya 4 orang pahlawan yang super sekali. 2 orang pertama adalah tetangga yang awalnya membantu saya 'menghidupkan' si jupri (namun gagal), 1 orang berikutnya adalah ibu-ibu penjaga kios yang menunjukkan kepada saya dimana letak bengkel terdekat (sebab bengkel dekat rumah masih tutup). Dan terakhir tentunya, adalah om-om pemilik bengkel, yang telah membantu saya 'membangunkan' si jupri.

Setelah berpeluh-peluh mendorong jupri beberapa ratus meter, saya yang anggun ini akhirnya tiba di bengkel yang ditunjukkan oleh ibu-ibu tadi. Thanks God, bengkelnya sudah buka. Si om pemilik bengkel pun bertanya:
“ Kenapa mbak?”
“ Mogok pak, ndak mau idup” Si om langsung mengambil alih jupri dan saya segera mencari bangku untuk bisa duduk (hampir saja saya duduk di atas ta*i ayam -_-).

Seraya si jupri ditangani sama om yang tepat, saya mulai memikirkan hikmah apa yang ada dibalik kejadian ini. Kejadian kecil memang. Motor mogok itu biasa. Nothing special. Tapi mari kita coba renungkan, *elus-elus jenggot sok wise

Lalu saya mulai menarik-narik kesimpulan. Hikmah pertama dari kejadian ini, dengan mogoknya jupri, saya bisa berbagi pahala dengan ke 2 orang tetangga yang telah membantu saya pada awalnya, juga dengan ibu-ibu yang menunjukkan kepada saya arah bengkel terdekat, mungkin bagi mereka itu hal biasa dan gak ada apa-apanya, *helloww..cuma nunjukin arah bengkel ga ada yang special?. Padahal tanpa mereka sadari, pagi itu pahala mereka bertambah karena 'kesusahan' saya ,bukankah Allah berfirman bahwa Dia akan menghitung kebaikan kita sekecil apapun? Bahkan hanya dengan tersenyum sekalipun?

Lalu dengan om-om pemilik bengkel ini, mungkin bagi om itu musibah saya adalah rejekinya, sementara bagi saya, keberadaan om itu adalah rejeki saya, since saya ga bisa bayangin kalo ternyata bengkel beliau juga tutup, berarti saya harus mendorong lebih jauh lagi untuk mencari bengkel *padahal udah rapi jali mo ke kantor,ga asyik kan ada cewek cantik, manis, mendorong-dorong motor pagi-pagi.

Hikmah ke 2, tentang penciptaan manusia yang berbeda-beda, ada yang kaya dan ada yang miskin. Fine, bagi Allah memang gampang mengayakan kita semua, tapi kalo semua orang kaya, siapa yang mau susah-susah bangun pagi, mengais rejeki dengan membuka bengkel? Bila semua orang kaya, di kantor saya gak bakalan punya OB? Otomatis bos-bos saya berpangkat itu bakalan rempong pagi-pagi sebelum kerja karena harus nyapu ruangan mereka.
Sungguh, manusia diciptakan untuk saling melengkapi, perempuan-laki-laki, kaya-miskin, muda-kaya dan sebagainya.

Saya terlalu asyik dengan pikiran saya ketika tiba-tiba si om datang menyodorkan kunci motor ke arah saya,
“ Sudah mbak”
“ Eh sudah ya, oke pak. Setelah saya memberikan sejumlah uang, dan mengucapkan terima kasih saya pun menghidupkan si Jupri. One, two, threeeee..
dannnn yey! Hiduppp.

Sayapun melaju ke kantor bersama Jupri. Pagi ini cerah secerah hati saya.:D








Comments

Popular posts from this blog

SEPUTAR BEASISWA ITEC INDIA

Berhubung belakangan ini banyak teman-teman yang bertanya segala sesuatu tentang program Beasiswa ITEC,akhirnya setelah 3 tahun berlalu (kelamaan yeee? :D), saya memutuskan untuk menuliskan beberapa informasi (yg saya ketahui dan sy alami ) ttg beasiswa ini. Well..berikut ini adalah beberapa hal ttg ITEC yang perlu diketahui. Apa itu ITEC? ITEC adalah singkatan dari Indian Technical and Economic and Cooperation Programme dan merupakan suatu program beasiswa dan training yang dibiayai secara penuh oleh pemerintah India (fully-funded) dan bisa diikuti oleh kurang lebih 161 negara yg merupakan ITEC Partner Countries dimana Indonesia Termasuk salah satunya. Apa saja program training yang ditawarkan? Program Itec menawarkan beberapa bidang   Seperti ekonomi keuangan dan perbankan,manajemen,teknologi informasi ,komunikasi dan bahasa inggris,teknik,dsb.(untuk lebih jelasnya bisa di lihat di brosur yg bisa diunduh di website ITEC www.itec.mea.gov.in ). Ada beragam pro...

Berburu Megalith di Lembah Besoa

Hamparan alam nan hijau tersaji dihadapan kami ketika mobil avanza yang kami tumpangi memasuki Lembah Napu Kabupaten Poso. Rintik-rintik hujan,semilir angin, udara yang sejuk berbalut kabut tipis menyambut kedatangan kami  di tempat itu. Gunung, padang rumput yang membentang, jalanan yang berkelok-kelok menyatu memberi kesan eksotisme khas pedalaman. Setelah melewati perjalanan darat berjam-jam dari Palu, dengan medan tempuh yang lumayan gak asik, kami akhirnya semakin dekat ke tujuan yaitu Desa Doda, Lembah Besoa, Lore, Kab. Poso. *** Gagasan untuk mengunjungi situs megalitik di lembah Besoa, Napu muncul secara spontan di kepalaku. Awalnya tujuan kami bukan Napu melainkan hanya sampai di Danau Tambing, sebuah danau rekreasi di daerah Taman Nasional Lore Lindu sekitar 3 jam dari kota Palu. Sudah beberapa kali kawan-kawan kantor saya mengajak untuk camping di danau itu, namun saya tolak karena beberapa alasan. Hingga suatu hari, ketika saya dan teman-teman sesama anggota...

Antara Bubur, Pengamen dan Ibu-Ibu PNS berseragam KORPRI

Pagi itu, saya yang kelaparan gegara gak makan dari  kemarin siang, memutuskan untuk kabur sejenak dari kantor untuk mencari sesuap pengganjal perut. Karena satu jam sebelumnya saya sudah melahap sebungkus nasi kuning *ketauan dah kejombean saya :p*, maka saya memutuskan untuk makan bubur manado. Pilihan saya jatuh pada sebuah warung makan langganan di jalan Pramuka Palu. Bagi saya bubur manado di tempat itu adalah bubur manado termaknyos di kota lembah kesayangan ini. Buburnya lembut, terasinya muantap. Farah Quinn pasti ga bisa masak yang seenak ini. Ahahaha. Maka bergegaslah saya memacu si Jupri menuju warung tersebut. Setiba di TKP, saya agak sedikit kecewa. Warung makan itu penuh sesak dengan ibu-ibu PNS berseragam korpri. Sepertinya mereka sekantor sedang ditraktir atasannya ato gimana, yang pasti, nyaris tidak ada bangku kosong bagi saya untuk menikmati semangkuk bubur di warung itu. Saya nyaris mengurungkan niat untuk makan, ketika mata saya menangkap sebuah bangku ko...