"You'll fall in love to your kid at the moment when you know that you're pregnant"
(Najwa Shihab)
Entah sejak kapan gw mulai kepikiran untuk punya anak, mungkin setahun belakangan, atau lebih, pas nya gw g tau. Yang gw tau betapa gw iri pada mereka yang sudah menjadi ibu. Itu saja. Tentang memiliki anak yang menjadi tanggung jawab seumur hidup dunia akhirat. Mungkin karena bahkan di umur sekarang, gw masih g tau apa yang gw mau, gw g tau apa yang mesti gw lakukan. Dan memiliki anak adalah tentang bertanggungjawab pada hidup seseorang, pada pendidikannya, pada masa depannya. Hal yang bagi gw merupakan sebuah tujuan hidup yang terang benderang yang hanya perlu dijalani once u have them. G perlu mikir tentang apa yang diinginkan, tentang bagaimana harus dijalani, semua terjadi begitu saja. Jalannya sudah jelas.
Punya anak adalah tentang memiliki rasa cinta pada sesuatu yang unconditional. Pamrih maupun lelah atau segala sulit yang akan datang nantinya will be washed away karena segala obstacles yang ada tidak akan ada bandingannya dengan sensasi merasakan cinta yang unconditional. Tanpa syarat, tanpa imbalan.
Punya anak adalah tentang dedikasi tiada akhir yang nantinya akan menjadi legacymu. Anakmu adalah hasil darimu. Bukan hanya tentang melahirkannya, tetapi juga tentang mendidiknya, membentuknya. Your signature. Dan dialah yang akan menjadi investasimu. Bagaimana orang akan mengingatmu, bukan hanya dengan budi baikmu, tetapi juga tentang bagaimana kau membesarkan anakmu.
Punya anak adalah tentang merasa cukup, dimana tiada lagi yang menjadi indah selain anakmu, duniamu berputar hanya demi anakmu, meski nantinya kau tahu bahwa dia tidaklah abadi milikmu. Cukuplah anakmu.
Punya anak adalah tentang mengorbankan dirimu, keinginanmu, cita-citamu. Apapun hanya untuk memastikan bahwa anakmu memiliki hidup yang layak, bahwa anakmu adalah prioritasmu yang utama, meski mungkin kau masih punya ingin yang lebih akan hal-hal yang lain yang ingin kau lakukan sendiri hanya untuk dirimu sendiri. Biarlah. Karena kau merasa cukup bila anakmu nyaman. Itu saja.
Entahlah... sepertinya gw mulai meracau...
* Tulisan ini adalah hasil 'racauan' kawan saya, malam-malam, racauan yang masuk akal tentang hakiikat menjadi orang tua dan tentang cinta tanpa pamrih yang sebenarnya, desye gak mau sebenarnya ini diposting, tapi ya ntu, pemikiran kayak gini kan dibuang sayang. Ga semua perempuan *or laki-laki* berpikir seperti ini. Banyak yang menikah, mengatas namakan cinta saja, lalu punya anak dan ...selesai. Hidup dianggap sempurna. Paling tidak di mata masyarakat pada umumnya. Gue udah nikah, gue udah punya anak..*pamer foto bayi di medsos*
then everything is fine. Tanpa berpikir bahwa sejatinya pernikahan itu adalah ibadah, gerbang untuk membentuk manusia (menjadi betul-betul manusia), membentuk generasi, yang kelak akan meneruskan peradaban manusia, meneruskan cita-cita agama dan bangsa. Tugas orang tua bukan hanya sekedar melahirkan, merawat dan memberi makan. Tugas orang tua lebih dari itu, ada tanggung jawab besar yang diemban bukan hanya tanggung jawab kepada umat manusia, namun yang paling penting kepada Sang Maha Pencipta.
*1 Juli, Ramadan ke-3, setelah meracau bersama seorang kawan sambil menunggu pertandingan Prancis vs Nigeria*
Comments
Post a Comment