Skip to main content

Mengintip Sepenggal Surga di Kepulauan Togean #part 1


Apa yang paling menyenangkan bagi para pekerja kantoran selain libur kejepit?yaitu libur yang berada pas diantara hari kerja dan weekend. Sepertinya libur kejepit adalah nikmat paling luar biasa bagi kami, kaum buruh yang setiap harinya disibukkan oleh rutinitas mencari secuil rejeki bagi anak istri. hoh!
Sebagai buruh, libur kejepit kerap saya manfaat kan untuk nyantai di rumah ato travelling ke tempat-tempat yang menarik.

Hari itu, kebetulan adalah libur nasional yang' terjepit', dan sebuah ajakan tak terduga datang kepada saya. Salah seorang teman kantor mengajak untuk liburan ke Pulau Togean. Yeah Togean!. Tanpa ba-bi-bu, saya yang lagi asyik ngemil kacang atom garuda langsung mengangguk-angguk dengan bersemangat.
Alhasil, saya keselek kacang garuda.
*ini kacangku!

Sudah bertahun tahun lamanya saya memendam hasrat untuk mengunjungi pulau eksotis di teluk Tomini itu. Togean, meski kalah popular dengan Bunaken atau Raja Ampat, merupakan salah satu destinasi wisata bagi turis manca negara. Yeah! Turis manca negara. Di saat Togean telupakan oleh masyrakat domestik, para turis dari berbagai belahan dunia justru berbondong-bondong menikmati keindahannya. Menurut apa yang pernah saya baca tentang Togean, kepulauan Togean ini memiliki kekayaan bawah laut yang luar biasa, mulai dari spesies karang, jenis ikan dan banyak lagi. Beberapa di antaranya adalah spesies endemik asli kepulauan tersebut. Itu berarti you can't find them in other part on earth!

Maka hari itu juga, sepulang kantor, saya bergegas pulang ke rumah untuk packing. Dalam sekejap, backpack saya sudah terisi segala kebutuhan travelling untuk tiga hari.

Rencananya kami akan bermobil pukul 4 sore dari Palu menuju Ampana, di Kabupaten Tojo Una-Una. Sekitar 11 jam via darat. Namun karena ada beberapa hal yang belum terselesaikan, maka kami baru bisa berangkat pukul 9 malam. Mengendarai mobil Avanza yang dapat menampung 7 makhluk Tuhan paling sexy, saya dan beberapa teman kantor berhimpit himpitan menuju Ampana. Bagi saya perjalanan 11 jam dan duduk berdesakan di dalam mobil bukanlah masalah besar, yang penting saya ke Togean.

Perjalanan darat yang kami lalui awalnya cukup lancar, aman dan menyenangkan sebelum akhirnya, ketika waktu telah menunjukkan lewat tengah malam, kami tersesat.
Yeah tersesat!
tersesat tengah malam
Teman saya yang men-joki selama perjalanan berbelok ke arah yang salah.Alih-alih ke arah Ampana doski malah nyasar ke jalan entah kemana.  Nanti sudah hampir 10 kilo baru kami menyadari bahwa kami salah jalan. Pantas saja jalanannya semakin lama semakin sempit, rumah warga juga semakin jarang.

Selamat datang di Ampana
Setelah tersesat dan terkantuk-kantuk, sekitar pukul 7 pagi kami memasuki kota ampana. Ampana merupakan ibu kota Kabupaten Tojo Una-Una. Wilayahnya kurang lebih sama dengan kota Poso. Di Ampana kami mampir di rumah kerabat salah seorang teman untuk numpang beristirahat sejenak, numpang mandi dan sekalian numpang makan. hehe.
Sekitar satu jam kami melepas penat setelah berkendera berjam-jam. Pukul 9 pagi kami bergegas ke Pelabuhan Ampana, sebab pukul 10 pagi, fery yang akan memboyong kami ke Togean akan segera berangkat. Hanya ada 2 fery besar ke Togean dan perjalanan ke Togean memakan waktu sekitar 4 jam, begitu kata seorang 'om', warga setempat.
Oke! Empat jam berfery. Lumayan lama juga ya. Awalnya sih saya enjoy aja mendengarnya, tapi pas tiba di pelabuhan, saya sedikit terkejut melihat 'fery besar' yang dimaksud si om tadi. 'Fery besar' dalam imajinasi saya adalah kapal fery yang dapat digunakan untuk penyebrangan dengan mobil, seperti fery pernyebrangan dari pulau Jawa ke Bali dan sebangsanya. Nyatanya??si Fery besar hanyalah 'seonggok' kapal kayu berukuran mini bertingkat dua yang nampak tidak mampu memiliki daya melawan badai yang sewaktu-waktu dapat menghadang di tengah lautan sono.
"Kita naik ini?"Yakin nih aman?seorang teman tiba-tiba nyeletuk.

Ternyata bukan hanya saya yang meragukan 'si fery besar'.

Tapi apa boleh buat, hanya dengan fery ini kami bisa ke Togean.
Maka sebelum peluit kapal dibunyikan, kami buru-buru membeli tiket dan naik ke atas fery. Rupanya kapal itu telah sesak dengan warga lokal yang membawa banyak barang bawaan, mulai dari hewan ternak sampe hasil kebun. Konon mereka adalah masyarakat suku Bajo yang tinggal di pulau-pulau kecil di teluk Tomini.
Bersiap berlayar bersama si 'Fery Besar'
tetap gaya meski kapalnya sesak
Selain warga lokal, para pelancong mancanegara juga  nampak duduk manis di atas fery. Beberapa teman cewek saya langsung kedip-kedip sambil cengengesan melihat bule cowok yang kinclong-kinclong. Sumprit dah..mereka emang cakep asli tanpa bahan pengawet.

Kalo saya perhatikan, dari tampang dan bahasa yang mereka gunakan, para turis itu berasal dari negara yang bevariasi. Ada yang dari Spanyol, Belanda, and Amerika.

Karena kami naik belakangan ke atas fery kami jadi rada kesulitan mencari space yang cukup buat rombongan kami. Setelah keliling-keliling mencari tempat, akhirnya kami menemukan sebuah bilik yang alhamdulillah tidak cukup bagi kami semua. Tapi lumayanlah untuk duduk berdesak-desakan selama 4 jam perjalanan laut.

*bersambung, adzan ashar berkumandang, penulisnya ciao dulu yaa*

Comments

Popular posts from this blog

Berburu Megalith di Lembah Besoa

Hamparan alam nan hijau tersaji dihadapan kami ketika mobil avanza yang kami tumpangi memasuki Lembah Napu Kabupaten Poso. Rintik-rintik hujan,semilir angin, udara yang sejuk berbalut kabut tipis menyambut kedatangan kami  di tempat itu. Gunung, padang rumput yang membentang, jalanan yang berkelok-kelok menyatu memberi kesan eksotisme khas pedalaman. Setelah melewati perjalanan darat berjam-jam dari Palu, dengan medan tempuh yang lumayan gak asik, kami akhirnya semakin dekat ke tujuan yaitu Desa Doda, Lembah Besoa, Lore, Kab. Poso. *** Gagasan untuk mengunjungi situs megalitik di lembah Besoa, Napu muncul secara spontan di kepalaku. Awalnya tujuan kami bukan Napu melainkan hanya sampai di Danau Tambing, sebuah danau rekreasi di daerah Taman Nasional Lore Lindu sekitar 3 jam dari kota Palu. Sudah beberapa kali kawan-kawan kantor saya mengajak untuk camping di danau itu, namun saya tolak karena beberapa alasan. Hingga suatu hari, ketika saya dan teman-teman sesama anggota Eng

SEPUTAR BEASISWA ITEC INDIA

Berhubung belakangan ini banyak teman-teman yang bertanya segala sesuatu tentang program Beasiswa ITEC,akhirnya setelah 3 tahun berlalu (kelamaan yeee? :D), saya memutuskan untuk menuliskan beberapa informasi (yg saya ketahui dan sy alami ) ttg beasiswa ini. Well..berikut ini adalah beberapa hal ttg ITEC yang perlu diketahui. Apa itu ITEC? ITEC adalah singkatan dari Indian Technical and Economic and Cooperation Programme dan merupakan suatu program beasiswa dan training yang dibiayai secara penuh oleh pemerintah India (fully-funded) dan bisa diikuti oleh kurang lebih 161 negara yg merupakan ITEC Partner Countries dimana Indonesia Termasuk salah satunya. Apa saja program training yang ditawarkan? Program Itec menawarkan beberapa bidang   Seperti ekonomi keuangan dan perbankan,manajemen,teknologi informasi ,komunikasi dan bahasa inggris,teknik,dsb.(untuk lebih jelasnya bisa di lihat di brosur yg bisa diunduh di website ITEC www.itec.mea.gov.in ). Ada beragam program

USS Indianapolis:Men of Courage, Kisah Tragis di Balik Bom Atom Hiroshmia

Film ini diangkat dari kisah nyata yang terjadi di masa perang dunia II. Kala itu situasi dunia tengah memanas. Setelah pengeboman Pearl Harbor di Hawai oleh Jepang, Amerika Serikat berniat untuk melakukan balas dendam. Dendam yang akhirnya berujung menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar di abad ke 21. Berkisah tentang tenggelamnya kapal perang AS,USS Indianapolis yang menyisakan tragedi mengerikan bagi para awaknya. Adalah kapten McVay (diperankan oleh Nicholas Cage) yang mendapat titah dari pemerintah AS untuk menjalankan sebuah misi rahasia ke sebuah pulau terpencil di Samudera Pasifik. McVay diperintahkan untuk memimpin Kapal Induk USS Indianapolis, salah satu kapal perang terbesar saat itu, yang ternyata memuat salah satu elemen penting dalam pembuatan bom atom' Little Boy" yang nantinya akan dijatuhkan di Hiroshima. Meski tak satupun dari mereka yang mengetahui apa yang tengah mereka muat di atas kapal, Kapten Mcvay menerima perintah tersebut. Sebelum b