Congratulations buat teman2 yg lulus wawancara IELSP cohort 9…
Wahh..dengar2 ada empat orang dari Palu salah satunya adalah sohib saya: Titi’The Justice”lestari…yeahh (moga lulus tahap berikutnya kawannnn)
Beberapa orang bertanya tentang pengalaman wawancara, well..pada tulisan kali ini saya akan bagi pengalama seputar itu…
Tahap wawancara IELSP adalah tahap yang sangat penting coz tahap ini adalah tahap terakhir yang menentukan, selangkah lagi then,,,,,,u get da ticket to the US,,:D
Saya dua kali ikut wawancara. Pertama gak lulus..dan yg terakhir... Alhamdulillah..lulus.
Pengalamannya gimana yaa…(hmm bingung mulai dari mana )yang pasti pertama kali waktu ikut wawancara saya nervous banget. Coz interviewernya terdengar sangar banget. Pengalaman pertama waktu wawancara saya hanya ditanya 4 hal. Gampang banget sebenarnya,yaitu: tentang diri dan keluarga, tentang kuliah, tentang isu yang berkembang di kota tempat saya tinggal, dan tentang cara penanggulangan isu tersebut. Semuanya full English!
Setelah menjawab dengan”Errr”yang kebanyakan, telepon ditutup(Oh ya..lupa..sy wawancaranya via telpon dari Jakarta,beda dgn yg lain yg diwawancarai secara tatap muka)dan dengan ditutupnya telpon dari si interviewer kala itu…maka sy merasa tertutup pula harapan saya untuk bisa mendapatkan beasiswa itu.
Dan terbukti..sy kagak lolos..hehehe
Next, dikesempatan berikutnya. Saya telah mempersiapkan segala hal dengan sebaik-baiknya.
Waktu itu saya ingat,pihak IIEF menjadwalkan akan mewawancarai saya hari jumat, saya disuruh standbye dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Gara-gara mw fokus sama wawancara, di kantor saya minta izin ma bos untuk ikut wawancara saat jam kerja. Saya bilang yang sejujurnya, dan si bospun membebaskan sy dari pekerjaan.(horayyy!)
Sayapun bisa konsen dgn wawancara.
Sayang seharian menunggu saya gak ditelpon-telpon jg. Jadi hopelesslah saya.
Pikiran buruk mulai merasuki pikiran saya. Saya berpikir sepertinya ada kesalahan teknis kemarin waktu pengumuman wawancara. Kayaknya mereka salah orang deh. Kayaknya bukan saya sebenarnya yang lulus, cuma mereka salah pencet nomer,jadinya telpon ke saya (penarikan kesimpulan yang asal)
Esoknya hari sabtu dan setahu saya hari sabtu itu libur. Gak mungkin IIEF akan menelpon hari ini. Setelah sibuk dengan urusan bersih-bersih dan ngojekin mama,saya pulang dan tidur siang(aktivitas wajib)
Sekitar jam 3 siang telpon saya bunyi,nomor Telkomsel yg tidak saya kenal masuk ke hape saya.
Sambil menggerutu dalam hati gara2 tidur siang saya terganggu, saya menerima telpon: "Hallo..*dengan suara parau khas orang bangun tidur
“haloo, dengan sodara Riska Fitrah Sari??saya dari IIEF”seorang perempuan bersuara ke bule-bulean bertanya di ujung telpon sana…
Saya yang tadi belum normal karena baru bangun, langsung melek lebar.
“eh,,iya….”
“saya akan wawancara kamu hari ini, kamu siap??”
“eh..wah..eh..i..iya…”saya mengucek2 mata,menyadarkan diri
Dan mulailah wawancara..
Anehnya wawancara kali ini tidak menggunakan bahasa inggris…si Bule memberikan dua opsi..
“U may speak whether in English or in bahasa Indonesia”She Said
saya memutuskan menggunakan bahasa Indonesia (toh si bule ngasih opsi ke saya…hehee:D)
Dan mulailah wawancara..pertama saya ditanya tentang pribadi dan keadaan keluarga,lalu tentang kuliah,tentang alasan ikut IELSP,dan tentang cita-cita,
saya juga ditanya kalo mau S2 mw ngambil major apa?sy bilang: tetap jurnalistik komunikasi (padahal tertarik juga ke bidang psikologi)
“trus sudah punya gambaran tentang penelitian tesis anda nanti?
Saya jawab sudah..*konga
“Tentang apa??tanya si Bule
Saya bilang tentang media massa n bla..bla..bla…*konga lagi
Lalu iya bertanya kenapa kenapa ambil penelitian jenis itu..
Saya jawab kembali dengan konga’ yang di’ilmiahkan’
Lalu iya bertanya tentang Amerika,tentang apa yang saya ketahui tentang negerinya si Obama itu,tentang apa saja yang bisa dibawa pulang setelah ikut program IELSP,dan sebagainya. Si interviewer jg bertanya tentang pendapat saya seputar kedatangan Barrack Obama ke Indonesia, tentang pemberitaan media,dan pendapat saya pribadi kepada sosok Obama. Setelah itu pertanyaan mengarah ke isu yang berkembang yang saya angkat di paper waktu mengajukan berkas berikut penjelasan tentang solusinya(saya mengangkat masalah klasik yakni tentang lingkungan).
dan masih dengan konga yang berapi-api saya menjawab semua pertanyaanya dengan lugas dan jelas.
Akhirnya setelah hampir setengah jam.wawancarapun usai. Sebelumnya si Interviewer yang baik hati dan tidak sombong itu mengatakan bahwa ia berharap saya bisa lulus. Tetap berdoa,apapun hasilnya itu yang terbaik,saya mengiyakan. Dan telponpun ditutup…
Dua minggu berikutnya telpon saya kembali berdering. Saya dinyatakan lulus,,,:D
Adapun tips yang saya bisa bagi dari pengalaman wawancara saya adalah:
:D
Wahh..dengar2 ada empat orang dari Palu salah satunya adalah sohib saya: Titi’The Justice”lestari…yeahh (moga lulus tahap berikutnya kawannnn)
Beberapa orang bertanya tentang pengalaman wawancara, well..pada tulisan kali ini saya akan bagi pengalama seputar itu…
Tahap wawancara IELSP adalah tahap yang sangat penting coz tahap ini adalah tahap terakhir yang menentukan, selangkah lagi then,,,,,,u get da ticket to the US,,:D
Saya dua kali ikut wawancara. Pertama gak lulus..dan yg terakhir... Alhamdulillah..lulus.
Pengalamannya gimana yaa…(hmm bingung mulai dari mana )yang pasti pertama kali waktu ikut wawancara saya nervous banget. Coz interviewernya terdengar sangar banget. Pengalaman pertama waktu wawancara saya hanya ditanya 4 hal. Gampang banget sebenarnya,yaitu: tentang diri dan keluarga, tentang kuliah, tentang isu yang berkembang di kota tempat saya tinggal, dan tentang cara penanggulangan isu tersebut. Semuanya full English!
Setelah menjawab dengan”Errr”yang kebanyakan, telepon ditutup(Oh ya..lupa..sy wawancaranya via telpon dari Jakarta,beda dgn yg lain yg diwawancarai secara tatap muka)dan dengan ditutupnya telpon dari si interviewer kala itu…maka sy merasa tertutup pula harapan saya untuk bisa mendapatkan beasiswa itu.
Dan terbukti..sy kagak lolos..hehehe
Next, dikesempatan berikutnya. Saya telah mempersiapkan segala hal dengan sebaik-baiknya.
Waktu itu saya ingat,pihak IIEF menjadwalkan akan mewawancarai saya hari jumat, saya disuruh standbye dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Gara-gara mw fokus sama wawancara, di kantor saya minta izin ma bos untuk ikut wawancara saat jam kerja. Saya bilang yang sejujurnya, dan si bospun membebaskan sy dari pekerjaan.(horayyy!)
Sayapun bisa konsen dgn wawancara.
Sayang seharian menunggu saya gak ditelpon-telpon jg. Jadi hopelesslah saya.
Pikiran buruk mulai merasuki pikiran saya. Saya berpikir sepertinya ada kesalahan teknis kemarin waktu pengumuman wawancara. Kayaknya mereka salah orang deh. Kayaknya bukan saya sebenarnya yang lulus, cuma mereka salah pencet nomer,jadinya telpon ke saya (penarikan kesimpulan yang asal)
Esoknya hari sabtu dan setahu saya hari sabtu itu libur. Gak mungkin IIEF akan menelpon hari ini. Setelah sibuk dengan urusan bersih-bersih dan ngojekin mama,saya pulang dan tidur siang(aktivitas wajib)
Sekitar jam 3 siang telpon saya bunyi,nomor Telkomsel yg tidak saya kenal masuk ke hape saya.
Sambil menggerutu dalam hati gara2 tidur siang saya terganggu, saya menerima telpon: "Hallo..*dengan suara parau khas orang bangun tidur
“haloo, dengan sodara Riska Fitrah Sari??saya dari IIEF”seorang perempuan bersuara ke bule-bulean bertanya di ujung telpon sana…
Saya yang tadi belum normal karena baru bangun, langsung melek lebar.
“eh,,iya….”
“saya akan wawancara kamu hari ini, kamu siap??”
“eh..wah..eh..i..iya…”saya mengucek2 mata,menyadarkan diri
Dan mulailah wawancara..
Anehnya wawancara kali ini tidak menggunakan bahasa inggris…si Bule memberikan dua opsi..
“U may speak whether in English or in bahasa Indonesia”She Said
saya memutuskan menggunakan bahasa Indonesia (toh si bule ngasih opsi ke saya…hehee:D)
Dan mulailah wawancara..pertama saya ditanya tentang pribadi dan keadaan keluarga,lalu tentang kuliah,tentang alasan ikut IELSP,dan tentang cita-cita,
saya juga ditanya kalo mau S2 mw ngambil major apa?sy bilang: tetap jurnalistik komunikasi (padahal tertarik juga ke bidang psikologi)
“trus sudah punya gambaran tentang penelitian tesis anda nanti?
Saya jawab sudah..*konga
“Tentang apa??tanya si Bule
Saya bilang tentang media massa n bla..bla..bla…*konga lagi
Lalu iya bertanya kenapa kenapa ambil penelitian jenis itu..
Saya jawab kembali dengan konga’ yang di’ilmiahkan’
Lalu iya bertanya tentang Amerika,tentang apa yang saya ketahui tentang negerinya si Obama itu,tentang apa saja yang bisa dibawa pulang setelah ikut program IELSP,dan sebagainya. Si interviewer jg bertanya tentang pendapat saya seputar kedatangan Barrack Obama ke Indonesia, tentang pemberitaan media,dan pendapat saya pribadi kepada sosok Obama. Setelah itu pertanyaan mengarah ke isu yang berkembang yang saya angkat di paper waktu mengajukan berkas berikut penjelasan tentang solusinya(saya mengangkat masalah klasik yakni tentang lingkungan).
dan masih dengan konga yang berapi-api saya menjawab semua pertanyaanya dengan lugas dan jelas.
Akhirnya setelah hampir setengah jam.wawancarapun usai. Sebelumnya si Interviewer yang baik hati dan tidak sombong itu mengatakan bahwa ia berharap saya bisa lulus. Tetap berdoa,apapun hasilnya itu yang terbaik,saya mengiyakan. Dan telponpun ditutup…
Dua minggu berikutnya telpon saya kembali berdering. Saya dinyatakan lulus,,,:D
Adapun tips yang saya bisa bagi dari pengalaman wawancara saya adalah:
- Persiapkan dengan baik diri anda sebelum wawancara berlangsung *jangan kayak saya yang mo diwawancara pas lagi asyiknya tidur siang,hehe
- Bukalah kopian form aplikasi kalian yang telah dikirim ke IIEF sebab pertanyaan wawancaranya akan berkisar pada isian kalian di aplikasi sebelumnya. Pihak pemberi beasiswa akan mencocokkan jawaban kalian dengan isi dari aplikasi sebelumnya. Kalo gak sama, itu artinya kalian ngarang dan itu akan menurunkan credit point kalian
- Jangan memotong pembicaraan si Interviewer ketika desye lagi ngomong, bicaralah ketika kalian telah dipersilahkan.
- Kalian tidak harus menggunakan bahasa Inggris, bahasa Indonesia pun bisa asal dipersilahkan sebelumnya oleh si Interviewer. Selama ini ada pendapat yang mengatakan kalo menggunakan bahasa inggris full akan menambah point saat wawancara. Hmm..kalo menurut saya bahasa Inggris sama skali gak ngaruh yang menentukan adalah esensi dari isi jawabanmu saat wawancara, berbobot apa tidak bukan fasih ato tidaknya bahasa inggris kamu..”wokeehhhh??’
:D
Comments
Post a Comment