Weeping Under This Same Moon by Jana Laiz
My rating: 3 of 5 stars
The best of you is he/She who is of the most benefit to others- Prophet Muhammad,SAW
Sebaik-baiknya kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, begitulah Sabda Rasullullah.
Diangkat dari kisah nyata dan berlatar belakang Perang Vietnam, seorang gadis bernama Mei harus melarikan diri akibat konflik di negaranya. Bersama ratusan orang lainnya, ia berusaha untuk bertahan hidup, meski tercerai berai dengan keluarganya,menjadi "manusia perahu", terombang-ambing di ganasnya lautan, kekurangan makanan hingga akhirnya terdampar di Malaysia dan dikirim oleh UNCHR, ke negara barunya, Amerika Serikat. Di Amerika, seorang gadis remaja bernama Hannah, selama ini merasa bahwa dirinya tidak berguna. Ia tertutup,tidak punya teman, dan menderita gangguang emosi. Hannah yang sebenarnya cerdas, dianggap aneh dan pemberontak oleh orang orang sekitarnya, hal itulah yang membuatnya menjadi pribadi yang semakin tertutup . Saat ia menyaksikan berita tentang para pengungsi "Manusia Perahu' yang terombang ambing di lautan, ia memutuskan bahwa inilah saatnya untuk menjadi manusia yang lebih berarti. Dengan segala keterbatasan yang ia miliki, Hannah mendaftarkan diri sebagai relawan pengungsi ke kantor pusat PBB di New York.
Orang bijak mengatakan bahwa memberi tidak akan mengurangi. Dalam islam,sedekah yang kita berikan kepada orang lain sebenarnya adalah investasi untuk diri kita sendiri.
Dengan harapan untuk menolong para pengungsi, Hannah sebenarnya justru menolong dirinya dari segala keterpurukan yang ia rasakan selama ini...
Buku ini menggugah rasa kemanusiaan dan keinginan untuk menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi orang lain. Meski ada beberapa bagian yang agak membosankan namun buku ini tetap layak untuk dibaca. Lewat kisah kehidupan Mei , kita dapat berempati kepada kehidupan para pengungsi,sudut pandang orang ke satu dalam buku ini seakan membuat kita masuk ke dalam jiwa Mei dan merasakan segala kepahitan yang ia rasakan. Dan melalui Hannah kita belajar bahwa cinta terhadap sesama, pada akhirnya akan menghapus batas-batas perbedaan, baik suku,ras,maupun agama...
View all my reviews
My rating: 3 of 5 stars
The best of you is he/She who is of the most benefit to others- Prophet Muhammad,SAW
Sebaik-baiknya kalian adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, begitulah Sabda Rasullullah.
Diangkat dari kisah nyata dan berlatar belakang Perang Vietnam, seorang gadis bernama Mei harus melarikan diri akibat konflik di negaranya. Bersama ratusan orang lainnya, ia berusaha untuk bertahan hidup, meski tercerai berai dengan keluarganya,menjadi "manusia perahu", terombang-ambing di ganasnya lautan, kekurangan makanan hingga akhirnya terdampar di Malaysia dan dikirim oleh UNCHR, ke negara barunya, Amerika Serikat. Di Amerika, seorang gadis remaja bernama Hannah, selama ini merasa bahwa dirinya tidak berguna. Ia tertutup,tidak punya teman, dan menderita gangguang emosi. Hannah yang sebenarnya cerdas, dianggap aneh dan pemberontak oleh orang orang sekitarnya, hal itulah yang membuatnya menjadi pribadi yang semakin tertutup . Saat ia menyaksikan berita tentang para pengungsi "Manusia Perahu' yang terombang ambing di lautan, ia memutuskan bahwa inilah saatnya untuk menjadi manusia yang lebih berarti. Dengan segala keterbatasan yang ia miliki, Hannah mendaftarkan diri sebagai relawan pengungsi ke kantor pusat PBB di New York.
Orang bijak mengatakan bahwa memberi tidak akan mengurangi. Dalam islam,sedekah yang kita berikan kepada orang lain sebenarnya adalah investasi untuk diri kita sendiri.
Dengan harapan untuk menolong para pengungsi, Hannah sebenarnya justru menolong dirinya dari segala keterpurukan yang ia rasakan selama ini...
Buku ini menggugah rasa kemanusiaan dan keinginan untuk menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi orang lain. Meski ada beberapa bagian yang agak membosankan namun buku ini tetap layak untuk dibaca. Lewat kisah kehidupan Mei , kita dapat berempati kepada kehidupan para pengungsi,sudut pandang orang ke satu dalam buku ini seakan membuat kita masuk ke dalam jiwa Mei dan merasakan segala kepahitan yang ia rasakan. Dan melalui Hannah kita belajar bahwa cinta terhadap sesama, pada akhirnya akan menghapus batas-batas perbedaan, baik suku,ras,maupun agama...
View all my reviews
Comments
Post a Comment