Skip to main content

Review Buku Totto-Chan: Gadis Cilik Di Balik Jendela

Totto Chan adalah buku lawas legendaris asal Jepang karya Tetsuko Kuroyanagi. Buku ini diterbitkan lebih dari 4 dekade yang lalu, dengan tebal  272 halaman.  Berlatar tahun 1940an saat perang dunia dua berkecamuk, Totto Chan bercerita tentang seorang gadis kecil yang penuh rasa ingin tahu, namun dikeluarkan dari sekolah saat kelas 1 SD karena dianggap nakal oleh gurunya. Bersyukur Totto Chan memiliki seorang ibu yang bijak, Ibu Totto Chan tidak memberi tahu Totto-chan kalau ia dikeluarkan dari sekolah karena ia tidak ingin membuat harga diri anaknya  terluka. Bahkan Totto-chan baru mengetahui cerita bahwa ia pernah dikeluarkan dari sekolah saat usianya dua puluh tahun. Ibu Totto Chan lalu mencarikan sekolah baru yang lebih memahami perkembangan anaknya. 

Betapa beruntungnya Totto Chan, ia diterima disebuah sekolah bernama Tomoe Gakuen, sebuah sekolah yang unik karena menggunakan gerbong kereta api sebagai  kelas. Sekolah ini seperti ingin menggambarkan bahwa proses pendidikan adalah sebuah perjalanan panjang yang harusnya menyenangkan. 
Di bawah kepemimpinan Pak Kobayashi sang kepala sekolah, proses belajar di sekolah ini sangatlah unik. Di Tomoe Gakuen, para siswa dapat mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka sehingga anak-anak tidak bosan dan lebih termotivasi dalam belajar. Bukankah kita selalu ingin memulai hari dengan melakukan hal-hal yang kita sukai? 

Banyak hal yang dipelajari oleh Totto Chan, bukan hanya belajar menulis dan berhitung, tapi lebih dari itu, ia belajar tentang tanggung jawab, persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, percaya diri. 
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dari buku ini.
1. iDunia anak yang penuh imajinasi namun kadang tidak dipahami oleh orang dewasa. 
2. Peran  orang tua dan guru dalam membentuk konsep diri seorang anak sejak dini, membiasakan menggunakan kalimat positif, agar anak merasa bahwa mereka berharga. ingat bagaimana ketika Ibu Totto Chan tidak menceritakan bahwa ia dikeluarkan dari sekolah,atau ketika pak Kobayashi yang selalu berkata kepada Totto Chan setiap kali berpapasan: Totto Chan, kamu anak baik, kamu tahu kan?.
3. Memilihkan sekolah bagi anak bukan perkara sederhana, tidak semua guru dan sekolah dapat memahami hakikat pengajaran, khususnya bagi anak usia dini. Banyak yang lebih fokus pada prestasi akademis dan mengabaikan nilai-nilai. Karena pendidikan bukan hanya tentang baca tulis, tetapi lebih dari itu, tentang akhlak dan karakter
4. Saling Menghargai dan berempati, tak peduli siapapu kamu. Pada hari pertama Totto Chan masuk ke Tomoe Gakoen pak Koabyashi menyuruhnya untuk bercerita apa pun, Totto Chan kemudian bercerita selama hampir 5 jam tanpa sedikitpun disela oleh sang kepala sekolah. Betapa bahagianya Totto Chan ketika suaranya di dengar. bagi orang dewasa mendengarkan anak-anak bicara terkadang membosankan, ngapain coba dengar obrolan anak2 yg ngalor ngidul?
5. Kita butuh lebih banyak sosok pendidik seperti pak Kobayashi. Seseorang yang begitu mencintai anak-anak dan mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan. Dia yang percaya bahwa setiap anak lahir dengan watak baik dan berusaha untuk menemukan watak baik setiap anak meski mereka dicap nakal oleh lingkungan sekitar. 

Seandainya aku tidak bersekolah di Tomoe dan tidak bertemu dengan Pak Kobayashi, mungkin aku akan dicap ‘anak nakal’, tumbuh tanpa rasa percaya diri, menderita kelainan jiwa dan bingung (Tetsuko Kuroyanagi dalam Buku Totto-Chan : Gadis Cilik di Jendela)."


Totto Chan adalah buku yang bisa dinikmati oleh semua usia, dari anak-anak hingga orang dewasa. Gaya penulisannya ringan dan mudah dipahami. Menurut saya buku ini isinya 'daging' semua alias penuh makna. Buku ini sangat  saya rekomendasikan utamanya kepada para guru, orang tua , calon orang tua dan kalian yang tertarik dengan  dunia pendidikan anak.

Comments

Popular posts from this blog

SEPUTAR BEASISWA ITEC INDIA

Berhubung belakangan ini banyak teman-teman yang bertanya segala sesuatu tentang program Beasiswa ITEC,akhirnya setelah 3 tahun berlalu (kelamaan yeee? :D), saya memutuskan untuk menuliskan beberapa informasi (yg saya ketahui dan sy alami ) ttg beasiswa ini. Well..berikut ini adalah beberapa hal ttg ITEC yang perlu diketahui. Apa itu ITEC? ITEC adalah singkatan dari Indian Technical and Economic and Cooperation Programme dan merupakan suatu program beasiswa dan training yang dibiayai secara penuh oleh pemerintah India (fully-funded) dan bisa diikuti oleh kurang lebih 161 negara yg merupakan ITEC Partner Countries dimana Indonesia Termasuk salah satunya. Apa saja program training yang ditawarkan? Program Itec menawarkan beberapa bidang   Seperti ekonomi keuangan dan perbankan,manajemen,teknologi informasi ,komunikasi dan bahasa inggris,teknik,dsb.(untuk lebih jelasnya bisa di lihat di brosur yg bisa diunduh di website ITEC www.itec.mea.gov.in ). Ada beragam program

Berburu Megalith di Lembah Besoa

Hamparan alam nan hijau tersaji dihadapan kami ketika mobil avanza yang kami tumpangi memasuki Lembah Napu Kabupaten Poso. Rintik-rintik hujan,semilir angin, udara yang sejuk berbalut kabut tipis menyambut kedatangan kami  di tempat itu. Gunung, padang rumput yang membentang, jalanan yang berkelok-kelok menyatu memberi kesan eksotisme khas pedalaman. Setelah melewati perjalanan darat berjam-jam dari Palu, dengan medan tempuh yang lumayan gak asik, kami akhirnya semakin dekat ke tujuan yaitu Desa Doda, Lembah Besoa, Lore, Kab. Poso. *** Gagasan untuk mengunjungi situs megalitik di lembah Besoa, Napu muncul secara spontan di kepalaku. Awalnya tujuan kami bukan Napu melainkan hanya sampai di Danau Tambing, sebuah danau rekreasi di daerah Taman Nasional Lore Lindu sekitar 3 jam dari kota Palu. Sudah beberapa kali kawan-kawan kantor saya mengajak untuk camping di danau itu, namun saya tolak karena beberapa alasan. Hingga suatu hari, ketika saya dan teman-teman sesama anggota Eng

Dicurigai Sebagai Penyelundup Sabu-sabu di Bali

Setelah dua bulan mengembara di dataran Asia Selatan alias India, saya dan Mega akhirnya kembali ke tanah air dalam keadaan sehat walafiat dan kelaparan. Dua bulan di India, 2 bulan pula saya merana akibat makanan yang tidak sesuai selera. Beberapa hari sebelum kepulangan ke Indonesia, saya dan Mega telah me-list makanan apa saja yang paling kami rindukan dan langsung akan kami makan setibanya di Bali. Saya menempatkan tempe penyet dan lele goreng sebagai menu utama sementara Mega ingin sekali makan Indomie pake rica biji  . Membayangkan makan-makanan tersebut membuat kami ingin cepat-cepat mendarat di Bali dan langsung mencari tempat makan (segitu rindunya dengan makanan Indonesia). Tanggal 15 Maret 2013,sekitar pukul 1 siang, Malaysia Airlines yang setia mengantar jemput kami dalam perjalanan Indo-India-Indo mendarat mulus di bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. Dengan Penuh sukacita kami turun dari pesawat. Pikiran kami penuh dengan bayangan makanan-makanan tersebut,. Setelah m