Tidak tahu diri.
Ya, kita ini adalah makhluk yang tidak tahu diri.
Diberi A menuntut B. Tidak diberi A, menuntut diberi.
Tuhan jadi 'bingung',
Mau kita apa sebenarnya?
Kita kerap mengeluh. Merasa kurang ini kurang itu. Merasa tidak punya ini, tidak punya itu. Meminta apa yang kita inginkan meski sebenarnya tidak kita butuhkan.
Kita kerap menyempitkan makna rezeki, selalu hanya terbatas pada materi,
melupakan makna rejeki yang hakiki.
Bukankah kita masih bisa bernapas hari ini adalah rejeki?
Bukankah kita masih bisa berjalan hari ini adalah rejeki?
Bukankah kita masih bisa makan hari ini adalah rejeki?
Tengok diri kita ke dalam cermin. Lihat ada berapa mata kita, hidung kita, mulut kita. Bukankah mereka masih berfungsi sebagaimana mestinya? Adakah sesuatu yang cacat kita temukan?
Lalu apa yang kita keluhkan?
Hidup yang pas-pas an?
Jodoh yang tak kunjung datang?
Pekerjaan yang belum mapan?
Kita tidak akan selamanya memperoleh apa yang kita inginkan. Toh kita masih di dunia belum di surga. Lagipula punya apa kita sampai menuntut hidup surgawi??
Dengan dosa yang menggunung, dengan ibadah yang masih bolong-bolong?
Pantaskah kita??
Tahu dirilah.
Tahu dirilah.
Tahu dirilah.
*Coretan di sela-sela jam kantor*
Ya, kita ini adalah makhluk yang tidak tahu diri.
Diberi A menuntut B. Tidak diberi A, menuntut diberi.
Tuhan jadi 'bingung',
Mau kita apa sebenarnya?
Kita kerap mengeluh. Merasa kurang ini kurang itu. Merasa tidak punya ini, tidak punya itu. Meminta apa yang kita inginkan meski sebenarnya tidak kita butuhkan.
Kita kerap menyempitkan makna rezeki, selalu hanya terbatas pada materi,
melupakan makna rejeki yang hakiki.
Bukankah kita masih bisa bernapas hari ini adalah rejeki?
Bukankah kita masih bisa berjalan hari ini adalah rejeki?
Bukankah kita masih bisa makan hari ini adalah rejeki?
Tengok diri kita ke dalam cermin. Lihat ada berapa mata kita, hidung kita, mulut kita. Bukankah mereka masih berfungsi sebagaimana mestinya? Adakah sesuatu yang cacat kita temukan?
Lalu apa yang kita keluhkan?
Hidup yang pas-pas an?
Jodoh yang tak kunjung datang?
Pekerjaan yang belum mapan?
Kita tidak akan selamanya memperoleh apa yang kita inginkan. Toh kita masih di dunia belum di surga. Lagipula punya apa kita sampai menuntut hidup surgawi??
Dengan dosa yang menggunung, dengan ibadah yang masih bolong-bolong?
Pantaskah kita??
Tahu dirilah.
Tahu dirilah.
Tahu dirilah.
*Coretan di sela-sela jam kantor*
Comments
Post a Comment