Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2012

HABIBIE DAN AINUN: Sebuah Inspirasi Tentang Cinta Sejati

Baharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie, mantan menristek di era orde baru dan presiden RI ke 3 adalah idola saya sejak kanak-kanak. Saya masih ingat, waktu itu saya kelas 2 SD dan baru belajar membaca. Di majalah Bobo dipampang profil beliau dan kisahnya membuat N250 Gatotkoco, pesawat pertama buatan anak negeri  yang fenomenal. Dan BJ Habibie adalah otak dibalik kesuksesan itu. Masih kelas 2 SD,namun saya bisa merasakan atmofser kebanggaan sebagai anak bangsa, bahwa pada akhirnya negara ini bisa membuat pesawat terbang sendiri. Sejak saat itu, sosok BJ Habibie menjadi idola saya. Saya tak menyangka bahwa otak  encer Habibie bukanlah satu satunya daya tarik yg bisa dikagumi dr dirinya, kisah cintanya bersama sang istri adalah sesuatu yang bisa menjadi inspirasi. Suatu hari saya membaca biografi yang ditulis oleh BJ Habibie sendiri, Habibi dan Ainun judulnya. Buku itu berisi tentang kisah hidup serta perjalanan cinta BJ Habibie dan Ibu Hasri Ainun, bagaimana mereka menjaga ikata

When Everybody Asking.....

Beberapa waktu lalu saya lagi asik twit-twitan sama seorang teman. Ehm. Bukan teman sih, let say, mantan’student’ waktu saya  masih ngajar di Easy English.  Trus dia tanya: ’ Ma’am..have you found your Mr.Right?? ” Agak kaget juga dengan pertanyaan bocah ini. Gak ada angin gak ada ujan, kok nanya kayak gitu. Kayaknya orang-orang di sekitar saya udah mulai penasaran dan bertanya-tanya, mengapa di usia saya yang.. well..boleh dikatakan dewasa saya belum pernah sekalipun terlihat jalan bersama seorang lelaki(kecuali sohib saya dan sodara sepupu saya). Sama halnya seperti ketika kemarin saya pergi menghadiri sebuah pesta pernikahan teman kantor. Bapak, rekan kerja saya bertanya” Dengan siapa ka?” Jawab saya” Sendiri pak” Dahi si bapak langsung berkerut heran” Lho, paitua nya mana?? (‘paitua’ means  suami or pacar) Sayapun tertawa:” hahaha…belum ada pak’ Si bapak (beserta istrinya)pun memandangi saya dengan tatapan aneh. Lain lagi ketika saya seda

Jawaban Elegan Dari Seorang Tukang Bakso (Sebuah Kisah Inspiratif)

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini. Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,…terdengar suara tek…tekk.. tek…suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat…, saya menghentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak – anak, siapa yang mau bakso ? “Mauuuuuuuuu. …”, secara serempak dan kompak anak – anak asuhku menjawab. Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. … Ada satu hal yang menggelitik pikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu sayapun bertanya: “Mang kalo boleh tahu, kenapa uang – uang itu Emang pisahkan? Barangkali ada